Kepribadian merupakan paduan dari faktor genetika dan faktor lingkungan tempat seseorang dibesarkan. Namun, Judith Harris (1998) dalam Given (2007) mengemukakan bahwa pengaruh orang tua lebih kecil ketimbang pengaruh teman sebaya atau saudara kandung. Dapat dikatakan bahwa pengaruh genetika memiliki peran yang kurang dominan dari pada faktor lingkungan. Dengan demikian, penting bagi orang tua dan guru memperhatikan lingkungan yang kondusif tempat interaksi anak dalam melewati masa-masa perkembangannya.
Dalam hal ini, jika reaksi sosial anak sebagian besar dibangun sebagai respon terhadap interaksi teman sebaya, maka budaya sekolah berpengaruh sangat kuat terhadap perkembangan anak-anak dalam menginterpretasikan dan merespon situasi dan kondisi. Menurut Jackendoff (1994) dalam Given (2007), anak-anak tidak diajari pola budaya dan pemahaman sosial melalui penyampaian aturan. Namun mereka menyerap, membuat interpretasi, dan bertindak berdasarkan konsepsi yag mereka buat sendiri berdasarkan masukan yang diterima dari seluruh budaya.
Menurut Given (2007), setengah dari keluarga Amerika Serikat, tidak lagi menganggap kewajiban bagi mereka untuk mewarsikan nilai-nilai dari generasi ke generasi. Akan tetapi, tanggung jawab tersebut dilakukan oleh lembaga pendidikan (sekolah). Jika sekolah gagal memikul tanggug jawab ini, mereka percaya bahwa sebagaimana kita tidak memiliki orang dewasa yang lemah dalam menulis dan sains, kita akan mendapati orang dewasa yang tidak memiliki watak dan nilai-nilai yang dibutuhkan untuk menjadi anggota komunitas yang baik, atau pegawai yang baik, atau serdadu yang baik. Baca entri selengkapnya »