Mahmuddin

Belajar dan Berbagi

Archive for Desember, 2010

Faktor-faktor Pendorong Kewirausahawan

Posted by Mahmuddin pada Desember 15, 2010

Menurut Timmons (2008:41), dasar fundamental dari proses kewirausahaan sering dijumpai pada pola kesuksesan ventura. Selain variasi bisnis, wirausahawan, faktor geografi, dan teknologi, faktor pendukung utama juga mendominasi proses kewirausahaan yang dinamis. Sehubungan dengan itu, Timmons mengemukakan lima faktor pendorong  proses kewirausahaan sebagai berikut:

  1. digerakkan oleh semangat meraih peluang bisnis.
  2. digerakkan oleh wirausahawan terkemuka dan tim kewirausahaannya.
  3. hemat dan kreatif dalam menggunakan sumber daya.
  4. sadar akan perlunya kesesuaian dan keseimbangan.
  5. terintegrasi dan holistik.

Kelima hal di atas merupakan komponen proses kewirausahaan terkontrol yang dapat diukur, dipengaruhi dan diubah. Pendiri dan invenstor memfokuskan diri pada faktor ini saat melakukan proses analisis risiko dan menentukan upaya perubahan untuk meningkatkan peluang sukses ventura. Baca entri selengkapnya »

Posted in Entrepreneurship | Dengan kaitkata: , , , , | 19 Comments »

Nilai-nilai dan Karakter Kewirausahaan

Posted by Mahmuddin pada Desember 15, 2010

Dengan semakin gencarnya popularitas entrepreneurship dalam kehidupan global termasuk Indonesia, entrepreneur telah dijadikan pilihan bagi sebagian besar pelaku bisnis. Entrepreneur dianggap memiliki kemampuan untuk mandiri dan berhasil, dan bahkan memberikan peluang kerja bagi orang lain. Dengan berentrepreneur, tidak saja memungkinkan orang dapat melakukan sesuatu yang sesuai dengan apa yang mereka inginkan, namun di samping itu juga, berentrepreneur akan mendapatkan kebebasan keuangan dan waktu yang cukup untuk melakukan berbagai kegiatan yang mereka sukai bersama teman-teman dan keluarganya.

Memang, memulai bisnis tidak semudah yang dibayangkan. Tidak sedikit orang yang tidak kunjung melangkah karena begitu banyak pertanyaan yang belum terjawab, bahkan keraguan sehingga membuat banyak orang menghabiskan waktu untuk merenung tanpa melakukan apa-apa. Banyak pula orang yang tidak segera memulai bisnis, meski sudah mekualitasskan untuk menjadi pengusaha, karena selalu dibayang-bayangi oleh ketakutan: takut gagal dan hanya membayangkan kemudahan saja. Sebenarnya, di dalam dunia bisnis, kesuksesan dan kegagalan adalah hal yang sudah lumrah. Masalahnya apakah mereka sanggup mengatasi kegagalan untuk bangkit kembali mengejar keberhasilan. Itulah sebetulnya tantangan para entrepreneur dalam dinia bisnis. Baca entri selengkapnya »

Posted in Entrepreneurship | Dengan kaitkata: , , , , , | Leave a Comment »

Paradoksial Kewirausahaan

Posted by Mahmuddin pada Desember 15, 2010

Fakta-fakta di atas menunjukkan proses kewirausahaan memiliki sifat dasar dinamis, mengalir, tidak jelas, dan tidak teratur. Sifat kontradiksi inilah yang kemudian menjadi keistimewaan dari proses kewirausahaan. Oleh karena itu, beberapa pernyataan paradoksial muncul berkenaan dengan proses kewirausahaan. Timmons (2008:34) mengemukakan beberapa kalimat paradoks sebagai berikut:

  1. Untuk mendapatkan uang, Anda harus terlebih dahulu kehilangan uang. Suatu perusahaan baru yang didukung oleh perusahaan penyokong ventura biasanya merugi sampai $10-$25 juta sebelum laba perusahaan stabil dan go public setelah 5-7 tahun.
  2. Kreativitas dan daya inovasi harus disertai tekad dan disiplin yang kuat. Baca entri selengkapnya »

Posted in Entrepreneurship | Dengan kaitkata: , , | Leave a Comment »

Pergeseran Paradigma Kewirausahaan

Posted by Mahmuddin pada Desember 15, 2010

Menurut Timmons (2008:31), gambaran klasik kewirausahaan adalah perusahaan pemula yang masih mentah, dimulai dengan ide usaha yang kemudian berkembang menjadi suatu perusahaan besar. Contohnya, Microsoft, Netscape, Amazon.com, Sun Microsystem, Home Depot, McDonald’s, Compaq Computer, Intuit, Staples, dan ratusan contoh lain yang telah menyandang nama besar. Kesuksesan, selain kepemimpinan yang kuat dari seorang wirausahawan, selalu melibatkan tim dengan keahlian yang mendukung. Kemampuan untuk bekerja sama sebagai tim dan kemampuan menangkap peluang bisnis di tengah-tengah kontradiksi, kekacauan, dan kebingungan adalah kunci kesuksesan.

Kewirausahaan juga membutuhkan keterampilan dan kepintaran untuk mencari dan mengontrol sumber daya, yang biasanya dimiliki orang lain, untuk meraih peluang. Artinya perusahaan tidak boleh kehabisan dana di saat-saat kritis. Kebanyakan kewirausahaan sukses memiliki tim dan penyandang dana untuk menangkap peluang yang tidak dikenali orang lain.

Namun dalam perkembangannya, perusahaan-perusahaan besar tersebut di atas banyak mengalami keruntuhan atau masalah internal perusahaan. Akan tetapi, disebabkan oleh munculnya pesaing-pesaing baru dari perusahaan pemula. Perusahaan raksasa seperti IBM dihempaskan oleh Apple Computer dan kemudian Microsoft Equipment Corporation. Mereka yang dianggap tidak terkalahkan, akhirnya dirontokkan oleh perusahaan pemula. Peristiwa ini memaksa perusahaan raksasa pada tahun 1980-an melakukan perampingan sampai pada tahun 2000-an. Contoh dalam kasus ini, perusahaan Fortune 500 meniadakan sebanyak 900.000 pekerjaan hingga bulan oktober 2001. Baca entri selengkapnya »

Posted in Entrepreneurship | Dengan kaitkata: , , , , , , | Leave a Comment »

Pengertian Kewirausahaan

Posted by Mahmuddin pada Desember 13, 2010

Dalam perjalanan sejarah perkembangan kewirausahaan, konsep kewirausahaan telah mengalami perubahan paradigma. Perubahan paradigma tentang kewirausahaan ini berjalan seiring dengan pencapaian inovasi dalam kewirausahaan itu sendiri. Timmons dan Spinelli (2008:31) mengemukakan bahwa kewirausahaan adalah  suatu cara berpikir, menelaah, dan bertindak yang didasarkan pada peluang bisnis, pendekatan holistik, dan kepemimpinan yang seimbang. Kewirausahaan menghasilkan kreasi, kemajuan, realisasi, dan pembaruan nilai perusahaan, bukan hanya bagi pemiliknya, tetapi juga bagi pegawai dan pemegang saham.

Inti dari proses kewirausahaan adalah kreasi dan/atau penemuan peluang usaha, diikuti oleh kemauan dan tindakan meraih peluang tersebut. Proses kewirausahaan menuntut kemauan untuk mengambil risiko baik personal maupun financial, namun dengan penuh perhitungan sehingga dapat mengatasi rintangan menuju kesuksesan secara konstan. Dengan kata lain, menyeimbangkan risiko denga imbalan yang akan diperoleh. Dengan demikian, wirausahawan menggunakan kecerdikannya untuk memanfaatkan sumber data yang terbatas.

Dalam pendekatan teoritis tidak cukup mampu untuk menjelaskan isu mengenai kewirausahaan. Bahkan ada yang menyebutnya “There is no space for an entrepreneur in neoclassical theory”. Sebagai titik awal konsep perusahaan (the firm) yang dijelaskan dalam Neoklasik masih mengakui juga keberadaan pihak manajemen atau individu-individu. Individu inilah yang nantinya berperan sebagai entrepreneur atau intrapreneur, yang akan dijelaskan pada teori-teori selanjutnya. Baca entri selengkapnya »

Posted in Entrepreneurship | Dengan kaitkata: , , | Leave a Comment »