Kompetensi Profesional Guru Indonesia
Posted by Mahmuddin pada Maret 24, 2008
Rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia merupakan cerminan rendahnya kualitas sistem pendidikan nasional. Rendahnya kualitas dan kompetensi guru secara umum, semakin membuat laju perkembangan pendidikan belum maksimal. Guru kita dianggap belum memiliki profesionalitas yang baik untuk kemajuan pendidikan secara global. Salah satu kambing yang paling hitam yang jadi penyebab semua ini adalah rendahnya kesejahteraan Guru. Tetapi apakah hal tersebut memiliki hubungan korelasional yang signifikan???
Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 18 Tahun 2007 tentang Guru, dinyatakan bahwasanya salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh Guru adalah kompetensi professional. Kompetensi profesional yang dimaksud dalam hal ini merupakan kemampuan Guru dalam penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam.
Yang dimaksud dengan penguasaan materi secara luas dan mendalam dalam hal ini termasuk penguasaan kemampuan akademik lainnya yang berperan sebagai pendukung profesionalisme Guru. Kemampuan akademik tersebut antara lain, memiliki kemampuan dalam menguasai ilmu, jenjang dan jenis pendidikan yang sesuai.
Berbagai kendala yang dihadapi sekolah terutama di daerah luar kota, umumnya mengalami kekurangan guru yang sesuai dengan kebutuhan. Kebutuhan yang dimaksud adalah kebutuhan subjek atau bidang studi yang sesuai dengan latar belakang guru. Akhirnya sekolah terpaksa menempuh kebijakan yang tidak popular bagi anak, guru mengasuh pelajaran yang tidak sesuai bidangnya. Dari pada kosong sama sekali, lebih baik ada guru yang bisa mendampingi dan mengarahkan belajar di kelas.
Beberapa bulan yang lalu, saya mengikuti training Guru Mata Pelajaran IPA Biologi SMP se kabupaten Luwu Timur. Setelah berkenalan dengan semua peserta, ternyata salah seorang peserta adalah guru honor di sebuah SMP di kawasan transmigrasi di Kabupaten Luwu Timur mengajarkan mata pelajaran IPA Terpadu, pada hal awalnya honor untuk guru Agama Hindu sedangkan latar belakang pendidikan hanya SPG (Sekolah Pendidikan Guru) setara SMA. Sebuah kondisi yang sungguh memprihatinkan bagi pendidikan di negara ini!!!
Sebuah Illustrasi: Seorang Guru biologi harus memiliki pemahaman yang benar terhadap kurikulum pendidikan biologi. Guru biologi harus dapat memahami batasan materi biologi dan keterampilan ilmiah yang mestinya dimiliki oleh anak di setiap jenjang pendidikan. Hal ini penting, agar tidak terjadi overlapping antara pembelajaran biologi di SD, SMP dan SMA. Akibatnya dapat berdampak pada ketidakjelasan grade di setiap jenjang pendidikan yang memunculkan kebingungan yang berujung stress dan frustasi terhadap anak dalam mengikuti pembelajaran di kelas.
Selain itu, seorang Guru biologi hendaknya dapat memiliki kemampuan dalam mengembangkan kurikulum nasional tentang pembelajaran biologi menjadi kurikulum berbasis sekolah yang lebih kontekstual bagi anak. Penjabaran kurikulum menjadi silabus pembelajaran yang sesuai dengan resources yang ada, akan dapat menciptakan situasi pembelajaran yang bermakna dan dimaknai oleh anak.
suciptoardi said
ada benarnya juga ya….
Sofyan Alwi said
Makanya sekolah pendidikan guru jangan ditutup…karena saat saya di SPG dulu saya mendapat secara lengkap pembelajaran pedagogik…
Anonim said
saya setuju buangeeet boss
kuda lanang said
suaya setuju buangeeet boss
oRiDo said
Guru…
memang berperan sangat penting dalam membangun bangsa…
sewajarnya jika diperlukan guru2 yang profesional..
sayang nya..
pemerintah gak terlalu memperhatikan nasib para guru…
tetep semangat yah guru-guru…
Suhadinet said
Saya bisa memaklumi keprihatinan Anda, saya-pun kadang2 merasa miris dengan kompetensi guru2 kita. Tragis ya pak… Saya kebetulan juga guru ipa smp.
basyirj said
nurani,
yg saya bingungkan memang guru profesional itu penting tapi,guru – guru skrang bljr hya mengandalkan buku lks saja. apakah itu seorang guru yang profesional?
Ambros Edu said
Boleh juga
Mahmuddin said
Ambros, Terima kasih atas kunjungan dan komentarnya. Salam
hidayaturrahman said
tetap semangat wahai guru-guru Indonesia……….
jangan pernah kenal lelah…..
engkau adalah pejuang bangsa….
berkat jasamu kita bisa maju….
kau adalah pemimpin dari segala pemimpin bangsa
kau pejuang tanpa tanda jasa….
Dasriman Tel said
Saya setuju dengan pendapat bapak tentang profesionalisme guru, yang menyatakan bahwa setiap guru harus mengajar berdasarkan kompetensi yang dia kuasai. hal ini banyak terjadi terutama disekolah-sekolah yang berada diluar kota. tetapi masalahnya bukan hanya disebabkan karena kesejahteraan guru yang kurang. akan tetapi hal ini terjadi juga karena ada penumpukan guru diperkotaan dan kekurangan guru dipedesaan. Biasanya banyak guru-guru yang ada, tidak mau ditempatkan didesa atau diluar kota. Itu artinya, masalah pendidikan tidak sepenuhnya berasal dari pemerintah, kita harus sadari juga permasalahan pendidikan dapat juga berasal dari guru sendiri, hanya saja kita terkadang kurang menyadari hal ini.
Anonim said
nda dapat gunakan tag ini:
ilyas said
Saya sangat sependapat dengan bapak.Mutu pendidikan sangat erat kaitannya dengan profesionalisme guru.Yang sangat memprihatinkan kondisi pendidik dinegara kita saat sekarang ini terutama di pedesaan kurang sekali bergaul dengan buku.Hal ini disebabkan dipedesaan belum terdapat perpustakaan,sedangkan harga buku terasa mahal dan gaji guru masih kurang mendapatkan perhatian dari pemerintah.Mudah2an dengan kenaikan gaji guru tahun 2009 nantinya hal ini dapat lebih meringankan beban guru.Tetapi satu hal yang sering menjadi penyebab utama dari kurangnya kompetensi guru adalah kurangnya motivasi untuk meningkatkan kompetensi mereka sendiri sehingga bisa muncul alasan 2 untuk membenarkan kelemahan para guru itu sendiri.Semoga kemasa depan tumbuh semangat guru2 kita untuk meningkatkan kompetensi dan wawasan mereka dalam mendidik anak bangsa ini menjadi sdm yang berkualitas.
SULASTRI, S.Pd said
Tolong Sekolah Pendidikan Guru diadakan lagi karena dari sanalah lahir guru -guru yang memang profesi guru adalah panggilan hati . Karena psikologi anak, paedagogi diajarkan secara lengkap di SPG selama 3 tahun . Mengapa sekolah guru yang sudah bagus itu ditutup. Justeru di SPG seseorang benar benar diajar untuk menjiwai profesi sebagai guru sebagai panggilan hati nurani yang tulus . Lulusan SPG jaman dulu terbukti kreatifdan inovatif dan menguasa proses pembelajaran , semua administrasi pendidikan , Tolong dibuka kembali.
Riva said
saya setuju dengan beberapa pendapat pendapat di atas. memang tidak dapat dipungkiri terkadang kesejahteraan dari guru berbanding lurus dengan kompetensi guru yang bersangkutan. bagaimana seorang guru dapat memiliki kompetensi yang diharapkan jika kesejahteraan mereka tidak diperhatikan??
tapi pemerintah juga tidak dapat sepenuhnya disalahkan untuk mengatasi hal itu. sudah menjadi kewajiban bagi guru juga untuk meningkatkan kompetensinya sendiri.namun, jika boleh jujur,guru terkadang malas untuk melakukannya.mereka seringkali merasa sudah cukup dengan apa yang sudah mereka miliki sekarang.dan itu,dapat memberikan dampak yang kurang baik juga bagi peserta didik.
Damiana Dwi Tanti SMA BM said
Setiap orang terpanggil untuk dapat melakukan tugas / pekerjaan sesuai talenta atau potensi yang dimilikinya. sebagai orang beriman, potensi itu datang dari Tuhan dan kita bisa kembangkan dengan berbagai cara.
Bila kita sebagai guru, banyak ajang untuk meningkatkan kualitas diri, melalui MGMP, seminar-seminar, penataran, membaca, penelitian dan lain-lain. Hanya mau atau tidak kita untuk terus belajar dan belajar? Kita tidak usah menuntut orang lain untuk berkualitas, tapi mulai dari diri sendiri membenahi diri dan menambah wawasan serta peduli dengan tugas kita untuk mencapai tujuan pendidikan yang sungguh ( tidak hanya berorientasi pada nilai siswa semua di atas KKM, tetapi lebih menekankan pada apa manfaatnya bagi siswa setelah siswa menggali materi / topik bersama guru )
Setiap orang memang perlu sejahtera dengan penghasilan tinggi, tetapi yakinlah akan lebih sejahtera bila orang bekerja dengan sungguh dan dapat menyenangkan orang lain. Kita bekerja secara profesional dan kompeten, kesejahteraan jasmani dan rohani otomatis akan kita peroleh.
Guru yang memang terpanggil untuk menjadi guru, bila ditawari gaji lebih tinggi untuk pindah pekerjaan, pasti akan menolak, dan inilah guru yang mampu menata masa depan bangsa menjadi lebih berseri. Bila guru yang selalu menggerutu dengan penghasilannya, sementara tetap menjadi guru, guru ini yang akan mencetak generasi yang kurang bermutu dan mencoreng martabat guru.Biasanya guru semacam ini tidak suka melihat orang lain rajin bekerja dan tidak senang dengan keberhasilan temannya.
Guru profesional dibentuk oleh pribadi guru itu sendiri, bukan oleh orang lain atau bahkan menyalahkan pemerintah dan sarana yang kurang memadai. Coba tanyakan pada diri sendiri, aku ini guru yang sungguh atau tukang mengajar yang siap dibayar setelah selesai menjalankan tugas dengan alat-alat yang harus ada / tersedia? Kapan pendidikan di Indonesia akan maju dan mutu pendidikan menjadi baik bila kreatifitas guru dibelenggu oleh kehendak diri yang harus terpenuhi?
Sebaiknya kita mencoba dan berusaha semampu kita. Bila dalam menjalankan tugas, ada hal yang salah atau kurang maksimal, kita siap menerima masukan atau kritikan dari siswa / teman atau pimpinan, atau minta tolong pada siswa untuk ikut mencari / bersama-sama memecahkan masalah yang ada.(siswa dan guru sama-sama belajar)
Dimana-mana banyak dibicarakan mutu pendidikan dan dikaitkan dengan profesionalisme dan kompetensi guru. Kita sebagai guru bisa mengambil hikmahnya untuk memotivasi kinerja kita. Semakin banyak orang menyoroti kinerja guru, berarti guru disayang dan diperhatikan, mari kita tunjukkan yang terbaik meskipun dimata orang masih nampak belum baik atau kurang maksimal, kita terus berusaha untuk tetap maju pantang menyerah.
Masalah administrasi guru, sisdiknas dengan segala aturannya, guru tidak perlu mengeluh, karena sejak awal terpanggil menjadi guru sudah paham akan tugas dan tanggungjawabnya. Dengan prinsip ” jangan menunda pekerjaan selagi bisa untuk melakukannya “, maka semua pekerjaan akan dapat kita selesaikan dengan rapi dan baik. dan sukses untuk kita semua dan bermutu pendidikan di Indonesea. Amin
Anonim said
maaf di indonesia ini terlalu banyak yang pinter cuma sayang sangat sedikit yang lillah
Anonim said
benartapi sekarang kan sudah mulai diperhatikan oleh pemerintah. saya juga kelak akan menjadi guru biologikarena sekarang saya sementara kuliah di FMIPA unima jurusan Biologi pendidikan
mas guru said
guruuuu di gugu dan ditiru
mas guru said
guruu
ANTON S said
Saya setuju kalau kompetensi profesional guru indonesia rendah. Hal tersebut bukan karena kesejahteraannya yang rendah, tetapi dari diri si guru itu sendiri. Kalau berpikir kesejahteraan, sejak dulu guru tidak sejahtera. Siapa mau jadi guru. Tetapi jiga menjadi guru dihayati sebagai panggilan hidup, pasti si guru menikmati. Meski tingkat kesejahteraannya kurang menjamin. Di samping itu, memang calon-calon guru itu bukan para lulusan terbaik dari SMA. Bahkan ada guru yang tidak berasal dari pendidikan khusus guru. Karena terpaksa maka mau jadi guru. Bagaimana bisa profesional? Khan profesional itu mensyaratkan pendidikan keahlian khusus to!
zakiah said
Saya setuju kita guru- guru harus meningkatkan profesionalisme ditengah rintangan dan arus globalisasi dunia….. hidup guru… pahlawan tanpa tanda tanda jasa
nuh said
saran buat guru: jangan kebanyakan ngeluh, tapi ga mau belajar lebih.
saran buat goverment:membangun gedung saja sulitnya minta ampun! dan gaji arsitek + insinyurnya juga ruar biasa..
apa lagi membangun SDM…
Ridwan said
Dengan adanya sertifikasi guru diharapkan kinerja guru semakin optimal dan profesional, namun pada kenyataannya dengan sertifikasi yang mengharuskan guru harus mengajar 24 jam per minggu, terbukti banyak guru yang mengajar diluar bidang dan keahliannya hanya untuk mengejar target 24 jam.
Apa ini namanya bukan penyelewengan? Ini benar2 terjadi dihampir semua sekolahan didaerah saya. Mungkin juga diseluruh indonesia.
Metty said
mari kita pikirkan, apa yang dapat kita lakukan untuk peningkatan profesionalisme guru
wida said
guru memang harus selalu mengembangkan kemampuannya dan terus belajar,kita harus mengikuti pula perkembangan teknologi agar tidak gaptek
komunitasbaca said
Menurut saya, Guru sekarang sebagian besar kurang kreatif, inovatif dibanding guru-guru masa lalu. Bahkan malah cenderung malas. Dan teaching hanya sebagai day-to-day routines. A teacher must teach with his heart, and is able to inspire the students to achieve more–hrsmart.wordpress.com
havan said
memang betul cep guru itu memerlukan keahlian khusus, namun saya pikir bagaiman cep guru itu bisa full pemikirannya terhadap dunia pendidikan apabila dapurnya hanya ngebul satu minggu
komunitasbaca said
xxxgg9bb88iiiiinnn i9iiiiiii999ijommjjj ]kiiikkkk[pppppppp, , [[llllllllllllll;
wan said
bravo guru
yang penting semangat papun n brppun PP nya
be an ideal techer
tetap semangat
jadikan ank2 kita sesuatu yang bila hari ini kita tdak bertemu
seolah hampa n semu….
oke
mey riany said
Guru di indonesia sangat banyak tapi…..yang profesional sangatsedikit,,,namun kdg kala yg gak profesional bisa jadi guru tetap ketimbang yang profesional. Kenapa bisa begitu yach??
pnya keahlian ko’ malah terabaikan,,,
Apa sebenarnya yang perludiperbaiki…..
Ni Wayan Astuayu,S.Pd.,M.Pd. said
Betul,betul,betul. Susah banget jadi orang kecil. walau berprestasi nggak akan ada yang pratiin. kecuali malaikat.
Brori Manalu said
Guru yang profesional adalah guru yang memiliki kompetensi,. Kompetensi memungkinkan seorang guru untuk dapat mengemban tugasnya dengan baik.
Maju dan Semakin Berkompetenlah Guru Indonesia agar SDM kita dapat Memiliki kemampuan alias kompetensi..
YOKONO said
Guru professional ada di SMKN 1 Depok baru diangkat Kepala sekolah bisa bikin rumah milyaran rupiah, baru diangkat pegawai negri bisa beli mobil dan rumah, siswa masa bodo amat yang penting duitnya , olah raga bola tanpa lapangan dan bola , belajar komputer tanpa komputer, kalau ada pameran ya pameran karya orang lain bayar wartawan untuk berita yang bagus, cari guru yang lulusan SMA pokoknya banyak tepunya deh
Klaudius Sonopa,a said
Tolong tulis juga kompetensi guru dalam membimbing siswa PSG. Thakns.
tetty.harianja said
guru profesional bisa dilihat dari tindakan.bukan dari ucapan.teori nya benar tp kenyataannya belum .das sollen und das sein.
Anonim said
Iy sich…seorg guru it hrs profesional.trtm dlm penguasaan materi.tp.kt jg perlu besyukur.kt bs seperti jg kan krn adny guru.jd hidup bwt guru kt sma.jgn menyrh mj trs dlm meningktkn dunia pendidikan. By: okta
Raidjan P said
Guru yang sebenar-benarnya guru harus pprofesional yang harus dihargai dengan gaji dan penghasilan lain-lain yang sesuai dengan biaya kebutuhan hidupnya bisa mengangkat harkat dan martabanya di negeri ini dan bukan Pahlawan Tanpa Tanda Jasa
Bahar said
terpikir….. bagaimana mutu pendidikan? jika proses pencarian mutu itu di tunjukkan pada orang yang tidak memahaminya !!!!
Bahar said
Katanya….!!!, PENDIDIKAN akan menuju BERMUTU 2013, tapi kita belum berani menerapkan komitmen pemerintah, lihat tuhhhh…., guru berlomba-lomba ambil paket S2 tanpa memperhatikan akreditasi PT dan linearisasi jurusan terhadap tanggung jawab mata pelajaran yang diajarkan disekolah
Amud said
Pak Bahar: Terima kasih atas kunjungannya. Kegagalan sistem pendidikan kita bukan semata-mata disebabkan oleh guru, tetapi peran level birokrasi dalam memberi pemahaman kepada guru. kebijakan pendidikan terlalu banyak loncatannya untuk sampai kepada guru, sehingga umumnya guru kurang paham atau salah kaprah dalam implementasi. Pendidikan tidak pernah lepas dari unsur politis, birokratis, dan ujung-ujungnya anggaran/uang.
Ketika guru kemudian berinisiatif melanjutkan studi, hal itu harus dihargai sebagai kemauan yang kuat untuk mengembangkan diri. terlepas di PT mana dan linierisasi jurusan. Karena dunia pendidikan bersifat universal. Maksud saya, ilmu apapun akan sangat bermanfaat bagi pendidikan anak dan pengembangan profesionalisme guru di sekolah. Meskipun secara akademik ilmu tidak linear, tetapi harus diingat bahwa guru juga harus memiliki kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial. Guru yang melanjutkan studi, tentu tahu apa yang dibutuhkan olehnya, serta memiliki target tertentu dalam hidupnya.
Mari mendukung guru yang berkomitmen untuk mengembangkan diri demi kemajuan pendidikan…!!
Adi Mailan said
Banyak kurang lengkap.
Tambah lagi secara rinci Pngertian dsb nya ttg kompetensi Profesional Guru.
MARSITHO said
Di daerah-daerah yang terpencil, bukan hanya di Kab Luwu Timur, banyak guru tamatan SPG maupun PGA mengajar di SMP, menurut saya “tidak ada salahnya”, yang penting mereka mau berusaha untuk meningkatkan pengetahuan dan kompetensi profesionalnya. Dulu memang sulit untuk mencari guru yang MAU BERTUGAS TANPA BAYARAN,mengabdikan diri melayani anak-anak di daerah terpencil, maka pihak yayasan/penyelenggara satuan pendidikan memanfaatkan guru yang ada walaupun tamatan SPG/PGA. Pemerintah saat ini sedang melaksanakan program peningkatan kualifikasi pendidikan bagi guru yang belum berkualifikasi S1. Saya anjurkan “teman-teman” untuk memanfaatkan kesempatan tersebut. Hidup guru, mari tingkatkan profesionalitas dan kesejahteraan kita.
Anonim said
YA SAYA SETUJU JUGA APA YANG TELAH DIKOMEN DIATAS TADI……………MEMAMG GURU HARUS DITINGKATKAN BAIK KESEJAHTERAAN MAUPUN KOMPOTENSI PROFESIONAL DAN AKADEMIKNYA …………..KITA KETAHUI GURU ADALAH YELADAN YANG MENCERDASKAN ANAK BANGSA .TANPA GURU ANAK-ANAK AKAN LUMPUH AKAN ILMU PENGETAHUAN DAN NEGARA AKAN JADI LUMPUK AKAN EKONOMINYA……….
Anonim said
bukan hanya di luwu timur di provinsi kalimantan barat aja msh banyak yeng seperti yang d bahas,mkin lebih parah lgi,di daerah yang sudah sulit d jangkau misal d dkat perbatasan dg negara tetangga ada 1 sekolah yang memiliki kerja yang rangkap di harus jd guru,stap TU,kepala sekolah,pesuruh sekolah.jamgan menyalah kan guru yang bukan d bidangnya,siapa lgi yang meski d harap kan ? ini juga sorotan bagi pemerintah perjuangkan hak rakyat pribumi untuk di sekolahkan lebih tinggi lg,kita permisalkan ga mungkin seorang guru asal kota jakarta bertahan lama di pelosok tanah air yang pola hidup mereka sudah terbiasa bermewah-mewahan,siapa lagi kalau bukan rakyat asli d daerah itu yang sudah terbiasa dengan pola kehidupan mereka ?????? berikanlah santunan kepada mereka,dari pada APBN kita banyak-banyak untuk hal-hal yang ga jelas ? hierarkinya masa gaji anggota dewan aja melimpah luah yang kerjan hanya tidur aja waktu sidang ???????
Ni Wayan Astuayu,S.Pd.,M.Pd. said
Saya ingin sekali menjadi seorang guru yang profesional. dengan berusaha dari hasil mengajar di SD swasta, saya melanjutkan ke D2 PGSD karena saya hanya tamatan SPG (Sekolah Pendidikan Guru), kemudian ke S1, karena waktu itu belum ada S1 PGSD hingga saya melanjutkan ke S1 TEP kelas reguler, dan ke S2 TEP. hingga akhirnya saya diangkat jadi PNS tahun 2006. Namun apa yang saya dapatkan di sekolah negeri. Sudah menerima yang bersih tinggal pakai aja, tapi sama sekali tidak ada perhatiannya untuk mengakui ijasah saya. tetap saja naik pangkatnya sama dengan teman yang tamat SPG. Mematahkan semangat dan motivasi saya aja. Tapi dalam lomba-lomba seperti: lomba IT (pembelajaran inovatif), guru berprestasi, main tunjuk aja. saya yang harus maju. kemudian menang harus maju lagi ke tingkat kecamatan, kota, dan provinsi (tgl:6 Juli 2010 mendatang). Saya jalanin aja tapi agak lesu, kurang semangat. pengen kembali ke swasta aja.
Anonim said
Terus smangat Ibu….!! Profesionalitas kerja memang belum mendapat tempat yang tepat dalam dunia pendidikan yang dikelolah oleh pemerintah. Tapi ingatlah Ibu, Penghargaan yang setimpal atas keikhlasan kita bekerja untuk anak didik hanya dapat diberikan oleh Tuhan. Apakah ibu bekerja untuk medapt penghargaan dari pemerintah??? ataukah Ibu bekerja untuk mendapatkan cinta dari Tuhan??? kecewa dan bahagia sangat ditentukan oleh pilihan niat kita. Ayo guru anak bangsa, teruslah berkarya!!
bang jay said
apapun semuanya oke oke saja TAPI yang lebih MAHA penting lagi adalah menjadikan siswa siswi sebagai pembuktian manfaat profesional kita…untuk apa sih dikatakan profesional cuma untuk diri guru doank…sementara tidak ada atau setidikit manfaatnya buat siswa siswi..JADILAH GURU PROFESIONAL BUKAN CUMA UNTUK DIRI SENDIRI atau CUMA INGIN DISEBUT GURU PROFESIONAL CUMA.
Mahmuddin said
terima kasih atas kunjungan dan komentarnya.
salam
rudi,,,, said
makasih atas segala wawasan yang diberikan semoga dapat bermanfaat bagi saya kedepannya sebagai seorang calon guru
salam kenal z…..mahasiswa PGSD Universitas mulawarman
Mahmuddin said
Trima kasih atas kunjungannya, semoga kelak menjadi guru yang profesional.
Cantiknya Ilmu said
profesional adalah orang yang memiliki kemampuan dan keahlian dalam bidang keguruan sehingga ia mampu melakukan tugas dan fungsi sebagai guru dengan kemampuan maksimal. Atau dengan kata lain profesional adalah orang yang terdidik dan terlatih dengan baik dan memiliki pengalaman yang kata di bidangnya.
artikelnya bagus, semoga semua guru Indonesia menjadi guru yang profesional dalam bidangnya.
Mahmuddin said
Terima kasih atas kunjungan dan komentarnya. salam
kamriantiramli said
guru berkompeten???yah, semua harus ditunjang dengan sarana dan prasarana, sebagian siswa ingin perubahan dalam pembelajaran. namun sebagian sekolah masih seperti yang dulu…
Mahmuddin said
Kamrianti, kompetensi tidak mensyaratkan ktersediaan sarana dn prasarana, tp kreativitas.
Salam
Sulaiman said
melihat peran guru yang penting, rasanya jelas nyata bahwa pekerjaan menjadi guru adalah pekerjaan besar yang mungkin memerlukan banyak waktu tercurah untuk optimalisasinya. mungkin juga waktu guru bersama keluarganya akan banyak terganggu karena sang guru sibuk mempersiapkan, menyikapi dan berbenah untuk keberhasilan pengajarannya.
dengan kata lain, kehidupan guru “dipegang” oleh kewajiban profesinya. kalo gitu, jamin dong kesejahteraan dan kehidupan ekonomi atau kenyamanan diri dan keluarga yang menjadi tanggungannya. bukankah dia bekerja untuk mengantarkan orang menjadi lebih berkualitas sehingga menciptakan kesejahteraan ilmu, fikiran dan ekonomi orang lain?
dengan gaji sekitar 1 sampai 2 dan sedikit sekali yang nyampe 3 juta, terjaminkah kehidupan materi sang guru dan keluarganya? kalo hanya cukup, pantaskah itu diberikan sebagai imbalan misi mulianya?
Mahmuddin said
Terima kasih atas komentarnya, smoga pemerintah semakin memperbaiki kesjahteraan guru Indonesia.
Salam
Karya Tulis Ilmiah | Blog Guru Indonesia said
[…] Guru dan Dosen Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan https://mahmuddin.wordpress.com/2008/03/24/kompetensi-profesional-guru-indonesia/ http://www.dikti.go.id/index.php?option=com_content&view=category&id=167&Itemid=312 […]
bayu hidayat said
guru memang luar biasa perannya dalam mencerdaskan kehidupan bangsa….
kelaksaya akan menjadi seorang guru, Guru Luar Biasa,,, karena saya sedang menganmbil study PLB…..
Mahmuddin said
terima kasih atas kunjungan dan komentarnya, semoga bisa terwujud.
Berita Saya said
Kompetensi Profesional Guru Indonesia « Mahmuddin…
Rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia merupakan cerminan rendahnya kualitas sistem pendidikan nasional. Rendahnya kualitas dan kompetensi guru secara umum, semakin membuat laju perkembangan pendi……
andreas said
Brafo, bagi yang mau jadi guru tapi jangan asal-asalan pribahasa tidak ada rotan akar pun jadi sudah tidak jamannya lagi. Pencerdasan anak bangsa harus menjadi tujuan kita jangan malah sebaiknya. Semoga artikel berikutnya memberi solusi terhadap masalah ini.
Mahmuddin said
semoga…., terima kasih atas kunjungannya.
kusnan mulyadi said
selamat pak…….
tolong kirimkan materi tes komptenesi guru sd s/d sma ke email sy. smoga bantuannya dinilai ibadah olah allah SWT Amin
priyono said
memang mamprihatinkan pak,,,
tapi semua berawal dari niat dan orientasi awal memilih profesi,
hendaknya guru memiliki sifat entrepreneur juga, yang selalu mangejar dan memperbaiki kualitas…bukan sekedar menjalankan tugas.
sekalian minta tolong pak kirimkan materi tes komptenesi untuk guru sd, terima kasih sebelumnya,,,
Dianata Anugrah said
selamat pak………………..
tolong ada artikel tentang kompetensi profesional guru terhadap prestasi pesdik, trim’s
semangatlah…………..wahai guru-guru…………………………..
Anonim said
selamat ya pak
Enal said
Saya setuju jg pak,alangkah baiknya pemerintah memikirkan bagaimana meningkatkan kepropesional guru – guru yang ada di Indonesia dan juga memperhatikan kesejahteraan nya.
Pak tolong kirim ke email saya pembahasan tentang ilmu paidagogik dan keprofesional seorang guru,trima kasih.
ahyat said
skrng ini banyak yg pandai brkmentar tpi tdk banyak yg diperbuat, sbnrnya pemerintah sdh tau titik lemahnya tpi jga krng tepat membenahinya
Mahmuddin said
Betul skali Pak, Terima kasih telah berkomentar dalam kunjungan ini.